SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Jumat, 23 Oktober 2015
Midwifery Care: E-Learning dalam Kebidanan
Midwifery Care: E-Learning dalam Kebidanan: 1. Pengetian E-Learning E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan teknologi informasi...
Minggu, 04 Oktober 2015
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus)
1.
Pengertian
Sistim Informasi Manajemen Puskesmas
Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) merupakan suatu tatanan atau peralatan
yang menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen puskesmas dalam
mencapai sasaran kegiatannya (Depkes RI, 1997). Simpus diharapkan dapat
meningkatkan manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdayaguna
melalui pemanfaatan secara optimal dari sistem pencatatan pelaporan terpadu
puskesmas (SP2TP). Simpus merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan
teknologi informasi dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang
lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung
proses pengambilan keputusan manajemen.
Simpus adalah program sistem informasi
kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan
masyarakat di tingkat PUSKESMAS mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan
obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat. Latar Belakang penggunaan
SIMPUS adalah belum adanya ke-validan data (mengenai orang sakit, penyakit,
bumil, dll dalam wilayah suatu puskesmas), Memperbaiki pengumpulan data di
Puskesmas, guna laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten, memasuki Era Otonomi
Daerah mutlak diperlukan Informasi yang tepat, akurat dan up to date berkenaan
dengan data orang sakit, ketersediaan obat, jumlah ibu hamil, masalah imunisasi
dll.
2.
Tujuan
SIMPUS
a. Umum:
Meningkatkan
manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya-guna, melalui pemanfaatan secara optimal data Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu (SP2TP).
b. Khusus:
1) Sebagai
dasar penyusunan PTP
2) Sebagai
dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas
3) Sebagai
dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program di puskesmas
4) Sebagai bahan
laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
5) Sumber
Informasi bagi lintas-sektoral terkait
3.
Penyelengaraan
Simpus
a. Sumber
Informasi
Sebagaimana
diketahui, SP2TP terdiri atas komponen pencatatan dan komponen pelaporan.
Namun, yang terutama dibutuhkan untuk menunjang kegiatan manajemen puskesmas
adalah komponen pencatatannya. Hal ini
dikarenakan informasi yang dapat dihasilkan dari
komponen tersebut lebih lengkap dibandingkan dengan komponen pelaporannya. Pencatatan-pencatatan yang
utama, antara lain:
1) Kartu
individu, seperti kartu rawat jalan, kartu ibu, kartu tb, kartu rumah dsb
2) Register,
seperti register kunjungan, register KIA, register filariasis, register
posyandu dsb
3) Laporan
kejadian luar biasa dan laporan bulanan sentinel
4) Rekam
kesehatan keluarga (RKK/family folder)
yang diberikan khusus untuk keluarga berisiko, antara lain:
a) Salah
seorang anggotanya menderita tb paru
b) Salah
seorang anggotanya menderita kusta
c) Salah
seorang anggotanya mempunyai risiko tinggi seperti ibu hamil, neonatus risiko
tinggi (BBLR), balita kurang energi kronis (KEK)
d) Salah
satu anggotanya menderita gangguan jiwa
b. Mekanisme
1) Data
SP2TP dan data lainnya diolah, disajikan
dan diinterpretasikan sesuai dengan petunjuk pengolahan dan pemanfaatan data
SP2TP serta petunjuk dari masing-masing program yang ada (seperti program ISPA, malaria,
imunisasi, kesehatan lingkungan, KIA, gizi, perkesmas dsb).
2) Pengolahan,
analisis, interpretasi dan penyajian dilakukan oleh para penanggung jawab masing-masing
kegiatan di puskesmas dan pengelola program di semua jenjang administrasi.
3) Informasi
yang diperoleh dari pengolahan dan
interpretasi data SP2TP serta sumber lainnya dapat bersifat kualitatif (seperti meningkat, menurun, atau tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam bentuk angka, seperti jumlah, presentase, dsb. Informasi tersebut dapat berupa
laporan tahunan puskesmas.
c. Pemanfaatan
1) Informasi
yang diperoleh SP2PT dan informasi lainnya di manfaatkan untuk menunjang proses
manajemen di tingkat puskesmas sebagai bahan untuk penyusunan rencana tahunan
puskesmas, penyususnan rencana kerja operasional puskesmas, bahan pemantauan
evaluasi dan pembinaan.
2) Informasi
dari SP2PT dan informasi lainnya akan membantu Dinas Kesehatan DATI II dalam
penyusunan perencanaan tahunan, penilaian kinerja puskesmas berdasarkan beban
kerja dan pencapaian hasil kegiatan puskesmas sebagai bahan untuk pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan program di wilayah, untuk menentukan prioritas masalah
dan upaya pemecahan serta tindak lanjut.
3) Informasi
dari SP2PT akan membantu kelancaran perencanaan (P1), penggerakan pelaksanaa
(P2) dan penilaian (P3) program-program, sebagai masukan untuk diskusi UDKP.
4.
Permasalahan
Pengelolaan Data Di Puskesmas
Selama ini
banyak masalah berkaitan dengan system pencatatan dan pelaporan puskesmas serta
pengelolaan data di puskesmas. Masalah-masalah tersebut antara lain:
a) Redundasi
data
Pencatatan data
yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data sehingga kapasitas yang
diperlukan bertambah banyak. Sebagai akibatnya pelayanan pun menjadi lambat.
b) Unintegrated
data
Penyimpanan data
yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron dan informasi dari
masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda.
c)
Human
error
d) Proses
pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan terjadinya kesalahan
pencatatan yang semakin besar.
e) Ketidak
lengkapan data
Data tidak
lengap sehingga informasi yang diperoleh tidak dapat dipergunakan secara
optimal.
f) Ketidak
akuratan data
Data yang
dikumpulkan sering kali validitasnya dipertanyakan
g) Tidak
tepat waktu
Seringnya
keterlambatan dalam pengelolaan data mengakibatkan informasi yang didapatkan
kurang dan dimanfaatkan dengan baik untuk menjadi dasar pengambilan keputusan.
5. Manfaat
SIMPUS
a. Mempermudah
dan mempercepat pelayanan (responsive)
b. Membakukan
prosedure dan standar pelayanan (public services standard)
c. Mendapatkan
data dan informasi yang sahih atau valid (accountable)
d. Dengan
seketika saling terhubung antara semua pihak memantau (transparent)
e. Mengurangi
beban kerja petugas puskesmas dan dinas kesehatan (efisien)
PWS KARTINI (KIA)
a.
Latar
Belakang
Untuk kepentingan penyimpanan
data dan sebagai alat bantu analisis PWS KIA bagi Puskesmas, telah dikembangkan
software PWS KIA. Software tersebut disusun melalui proses yang cukup panjang,
dengan melibatkan unit terkait dengan Kesehatan Ibu dan Anak. Software tersebut
juga telah diujicobakan di wilayah-wilayah fokus UNICEF. Dari hasil ujicoba
implementasi software tersebut, puskesmas mampu secara mandiri untuk melakukan
entri data dan menyediakan data KIA yang lengkap dan valid. Juga Puskesmas
merasa terbantu dalam melakukan analisa dan interpretasi data KIA.
Software tersebut telah
dipublikasikan secara resmi pada tahun 2009 sebagai software Kartini versi 1.2
yang masih memiliki beberapa kekurangan dan ketidaksesuaian dengan buku Pedoman
PWS KIA yang difinalisasi kemudian. Dalam software tersebut juga belum mencakup
indikator Keluarga Berencana (KB). Variabel neonatus, bayi/balita, gizi dan
imunisasi masih terbatas. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian dan penambahan
indikator KB, neonatus, bayi/balita, gizi dan imunisasi.
Pada tahun 2010 dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan software Kartini versi 1.2. Hasil dari
penyempurnaan tersebut adalah software Kartini versi 2.1. Untuk melakukan
update software Kartini versi 1.2 ke software Kartini versi 2.1 dapat dilakukan
secara online.Dengan dinamisnya perkembangan teknologi informasi dan kemajuan
ilmu kesehatan dimana proses perubahannya berlangsung cepat, menyebabkan
kartini saat ini masih perlu disempurnakan.
Pada pertengahan 2012, dengan dukungan Australia Indonesia Partnership
for Maternal and Neonatal Health-AIPMNH dilakukan Integrasi Kartini versi 2.1
online dengan Geographic Information System (GIS). Hasil dari integrasi
tersebut adalah software Kartini versi 3.0. Selanjutnya software ini diharapkan
akan digunakan oleh Puskesmas guna meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak.
b.
ALUR DAN PROSES KEGIATAN PWS KIA DALAM SOFTWARE
KARTINI 3.0
Alur
kegiatan PWS KIA dalam Software Kartini dimulai dengan pengisian master data
Puskesmas yang terdiri dari :
1)
Profil
Puskesmas;
2)
Data
Bidan;
3)
Data
Perawat dan
4)
Data
Tenaga Pelaksana Gizi/TPG.
Untuk
data profil Puskesmas dan Data Desa, pengisian data dilakukan satu tahun
sekali. Sedangkan data terkait ketenagaan (data bidan, data perawat dan data
TPG), pengisian data dilakukan setiap ada perubahan (perpindahan atau
penambahan pegawai baru). Alur proses
selanjutnya adalah pengisian data kegiatan PWS KIA yang terdiri dari:
1)
Identifikasi
PUS;
2)
Registrasi
Ibu Hamil;
3)
Pemeriksaan
ANC;
4)
Persalinan;
5)
Pemeriksaan
Newborn;
6)
Pemeriksaan
Nifas;
7)
Pemeriksaan
Bayi Baru Lahir/Neonatus serta
8)
Pemeriksaan
Bayi dan Anak Balita.
c.
Input
Data Master
Submodul
yang pertama dari aplikasi Kartini versi 3 (web) adalah Master Data. Master
Data terdiri dari: profil Puskesmas,
data Desa, Bidan, Posyandu, Kader, Dukun, Perawat, TPG/Tenaga Pelaksana Gizi
dan daftar istilah PWS KIA. Input Data Master dilakukan setiap tahun utamanya
untuk data desa yang didalamnya terdapat data sasaran KIA seperti sasaran ibu
hamil, ibu bersalin, bayi, anak balita dan PUS.
d.
Input Kegiatan
1)
Input Data PUS
2)
Input Data Balita
3)
Input Register Ibu Hamil
4)
Input ANC
5)
Input P4K
6)
Input Persalinan Ibu
7)
Input Newborn
8)
Input Pemeriksaan Nifas
9)
Input Pemeriksaan Neonatus
10) Input
Pemeriksaan Bayi dan Anak Balita
11) Input
Kematian Balita
12) Kematian
Ibu
13) Input
Pemerisaan KB
14) Input
Gizi Buruk
e.
Laporan Dan Pemanfaatannya
Hasil dari input data Master dan
kegiatan PWS dapat dilihat pada modul laporan. Laporan yang akan disajikan
terdiri dari :
1)
Laporan
Kohort,
2)
Register
KIA,
3)
Grafik
Register KIA,
4)
Laporan
Dasar,
5)
Taksiran
Persalinan,
6)
Laporan
PWS,
7)
Laporan
Kematian,
8)
Kartu
Ibu,
9)
Kartu
Bayi,
10) Laporan Penelusuran,
11) Grafik Trend PWS,
12) Laporan Imunisasi,
13) Laporan Gizi dan Laporan KB.
f.
Menggunakan
Menu Administrator
Menu administrator pada sistem
PWS KIA Elektronik, dapat dimanfaatkan untuk melakukan backup dan restore
database, menambah Satker PWS KIA Puskesmas, menambah data lokasi seperti
Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa.
g.
MENGINTEGRASIKAN DATA PWS KIA ELEKTRONIK DENGAN
MODUL PEMETAAN PWS KIA
Integrasi pemetaan yang akan
disajikan ada 2 jenis:
1)
Penyajian
(display) pemetaan dalam bentuk point (titik koordinat), terdiri – dari:
a)
Titik
koordinat/point ibu hamil yang dibedakan menjadi ibu hamil sehat, ibu hamil
dengan risiko sedang dan ibu hamil dengan resiko tinggi. Pembagian tersebut
berdasarkan metode skoring Puji Rochyati. Point Ibu hamil dideskripsikan
sebagai berikut:
·
Ibu
hamil sehat digambarkan dengan icon warna hijau.
·
Ibu
hamil dengan risiko sedang digambarkan dengan icon warna kuning.
·
Ibu
hamil dengan risiko tinggi digambarkan dengan icon warna merah.
b)
Titik
koordinat/point Ibu Nifas yang dibedakan menjadi Ibu Nifas sehat dan Ibu Nifas
dengan Komplikasi. Point Ibu nifas dideskripsikan sebagai berikut:
·
Ibu
nifas sehat digambarkan dengan icon warna hijau.
·
Ibu
nifas dengan komplikasi digambarkan dengan icon warna merah.
c)
Titik
koordinat/point Bayi Baru Lahir yang dibedakan menjadi bayi baru lahir sehat
dan bayi baru lahir dengan risiko tinggi/komplikasi. Point bayi baru lahir
dideskripsikan sebagai berikut:
·
Bayi
baru lahir sehat digambarkan dengan icon warna hijau.
·
Bayi
baru lahir dengan risiko tinggi/komplikasi digambarkan dengan icon warna merah.
d)
Titik
koordinat/point Bayi yang dibedakan menjadi bayi sehat dan bayi gizi
kurang/buruk. Point bayi dideskripsikan sebagai berikut:
·
Bayi
sehat digambarkan dengan icon warna hijau.
·
Bayi
dengan gizi kurang/buruk digambarkan dengan icon warna merah.
e)
Titik
koordinat/point Anak Balita Gizi Buruk dideskripsikan dengan icon warna merah.
f)
Titik
koordinat Kematian Balita dideskripsikan dengan icon warna merah.
g)
Titik
Koordinat Kematian Ibu dideskripsikan dengan icon warna merah.
2)
Penyajian
(display) pemetaan dalam bentuk tematik/warna untuk data indikator PWS KIA
dikerjakan setiap tahun dengan kategori sebagai berikut:
a)
Area
wilayah kerja Puskesmas/Desa dengan warna merah maroon untuk capaian indikator
< 25%.
b)
Area
wilayah kerja Puskesmas/Desa dengan warna merah untuk capaian indikator 25% -
50%.
c)
Area
wilayah kerja Puskesmas/Desa dengan warna kuning untuk capaian indikator 50% -
75%.
d)
Area
wilayah kerja Puskesmas/Desa dengan warna hijau untuk capaian indikator >
75%.
Indikator
PWS KIA yang disajikan dalam peta tematik adalah: K1, K4, Pn, PK, Deteksi Risti
oleh Masyarakat, KF, KN1, KN Lengkap, Neonatus Komplikasi Ditangani, Yankes
Bayi, Yankes Anak Balita dan Peserta KB Aktif.
Langganan:
Postingan (Atom)